Pages

Saturday, March 15, 2014

PSIKOLOGI - BAHAGIA







"Happiness is not a feeling, it is a choice. To be happy, 
one must choose to be happy,
not respond to a circumstance that now controls your happiness." 


Joyce Meyer







Melem, blogger.

Sebagai manusia biasa, nggak munafik kalau diantara kalian ada yang sedang mengalami masa up and down. Ya, emang, sih, banyak down-nya. Terbukti dari lebih banyaknya jumlah tweet badmood, ngeluh, sedih, dan yang konotasinya negatif yang beredar daripada jumlah ungkapan kebahagian.

Well, ternyata otak kita emang dirancang buat lebih banyak memikirkan hal - hal negatif daripada mengingat hal - hal baik. Misal, ketika mendapat nilai bagus dalam ujian, tentunya kita akan merasa senang, bukan? Namun, apakah kita akan senang sepanjang hari atau bahkan terbawa mimpi? Terkadang malah muncul perasaan angkuh, "Ya, aku emang pantes dapat nilai 100." Kemudian, semua efek dari kebahagian mendapat nilai bagus pun hilang. Berbeda dengan ketika tanpa sengaja tersandung batu di tengah jalan, akan 1000x lebih cepat terasa efek negatifnya. Kesal pada diri sendiri karena tidak hati - hati, dan setiap melihat luka akibat tersandung batu juga akan teringat kejadian menyebalkan itu lagi. Bahkan, ada beberapa tipe orang yang ingin menjadi perhatian akibat luka yang dialaminya. Mereka pun nge-twit,"Nyebelin deh kena batu!" atau "Sialan! Jadi luka nih!" atau "Ya Allah ini luka sakit banget.. blablaa.."

Nah, kalau kayak gini terus, manuisa akan leih banyak menuntut. Segala kejadian yang menurut mereka tidak adil akan terus menjadi masalah yang menumpuk. Otomatis, secara tidak sedar mereka akan jauh dari kebahagiaan.Mereka akan selalu takut atau curiga dengan kemungkinan - kemungkinan buruk yang akan terjadi pada dirinya. Padahal, aku pernah baca artikel kalau 99% yang menjadi ketakutan manusia biasanya tidak akan terjadi. Intinya, berpikiran negatif itu nggak ada untungnya deh.

Manusia dewasa ini bukannya tidak MERASA bahagia, tetapi mereka MEMILIH untuk tidak menjadi bahagia meskipun secara tak sadar. So, selalu coba buat melihat sisi bahagianya. At least berhenti mencari sisi yang tidak bahagia. Percaya, deh, kalau dari awal kamu udah bertekad buat memilih jadi manusia yang bahagia, dengan sendirinya "alam" juga bakal mendukungmu, kok! ^^

So, stop tweeting non-sense. Start grateful!!!