Pages

Tuesday, February 13, 2018

Pesan dari Kereta (2)

Menyambung Pesan dari Kereta (1), tulisan ini harus segera diselesaikan sebelum menguap. Setelah sampai dengan selamat di Stasiun Blitar, perjalanan aku, Ulfa, dan Momon berlanjut. Naik Kereta Kahuripan menuju Solo.

Jujur kami ngantuk banget karena kereta kami berangkat jam 12 siang, jam-jam ngantuk. Kebetulan, Kereta Kahuripan lagi sepi banget. Kami yang seharusnya duduk di bangku yang berdekatan, justru memilih bangku-bangku lain yang masih kosong supaya bisa tidur.

gerbong kosong. itu ada kaki nyempil, kaki Momon lagi tiduran
Kira-kira setelah 1,5 jam perjalanan, kereta ini baru lumayan terisi dengan penumpang. Heran deh padahal kami naik kereta hari Sabtu. Akhir pekan. Sangat berbeda kondisinya dengan Kereta Penataran. Yah, kami heran sekaligus bersyukur, sih. Karena ini kereta perjalanan jauh, kami bisa lebih nyaman menikmati perjalanan.

Pesan dari Kereta (1)

Siapa, sih, yang nggak suka traveling?

Aku pribadi bukan orang yang "hobi" traveling, sih. Tapi kalo dibilang "suka"? Iya. dong! Masih "suka" aja sampai saat ini. Secara aku ini tipikal anak rumahan yang cuma ngeliatin orang jalan-jalan di mall aja udah seneng. Mungkin jika diberikan kesempatan lebih buat jalan-jalan, bisa jadi bakalan hobi hehehe. People change, guys!

Sabtu kemarin aku dapet kesempatan buat ke Solo bareng 2 adik tingkatku yang super receh: Ulfa dan Momon. Bukan buat jalan-jalan, sih. Pure niat buat lomba. Jadwalnya simpel banget: Sabtu pagi berangkat. sampai di Solo sore hari. Hari Minggu full lomba sampai malem terus pulang. Alasannya? Karena Senin pagi jam 8.20 Momon harus kuliah dan ga berani dispen setelah kena coret absen di pertemuan sebelumnya.


Seketika langsung teringat berapa banyak bolos atau skip kelas yang selama ini aku lakukan :(


Sebagai kakak paling 'senior' diantara Momon dan Ulfa (iya aku semester 8 niw), rasanya kayak punya tanggung jawab lebih hehe. Yah, meskipun mereka berdua ini juga nggak bisa dibilang bocah banget, sih (fyi, kami bertiga sama-sama kelahiran 1997 LOL). Hanya saja, kerecehan dan keresahan mereka kadang kebangetan dan butuh diminimalisir.

Ulfa ini jiwa rasa ingin tahunya tinggi banget. Saking keponya, dia bisa bener-bener nggak sadar kalau kadang sikapnya itu malah dikira ngelawak. Tapi pantes, sih, ternyata dia anak bungsu gitu. Dia selalu mencari sesuatu dari orang lain yang bisa dia jadikan role modelnya. Ulfa ini contoh manusia deadliner tingkat super akut! Dan sikap deadliner parahnya ini bakal aku ceritain nanti di sepanjang perjalanan kami ke Solo.

Nah, kalo Momon ini ngakunya nggak pernah nonton TV tapi diajak ngobrol segala macem hal dia tau. Wawasannya luas banget. Siapa yang ngira ternyata dia juga paham tentang perdigitalan, desain web, dan segala hal berbau start up. Momon ini juga on time banget. Sehingga sudah bisa dipastikan ketika Momon dan Ulfa bertemu pasti adaa konflik-konflik receh.
Sama Momon dan Ulfa di stasiun kereta api
Oke, cukup perkenalan singkatnya tentang 2 orang yang akan berangkat bareng ke Solo sama aku. Sekarang, waktunya bahas perjalanannya!

Rute perjalanan berangkat kami cukup seru. Berawal dari mencari jalur termurah supaya menghemat biaya berangkat ke Solo, aku akui justru perjalanan berangkat ini seru abis! Ini sekaligus TIPS Trip Rute Malang-Solo yang murah, yaa hihi. Pertama naik kereta lokal Penataran (12ribu) dulu dari Malang ke Blitar, terus lanjut Kereta Kahuripan (84ribu) dari Blitar ke Solo. Kalau mau jalur langsung tapi perjalanannya nggak asik bisa pakai Kereta Matarmaja (109ribu) dengan 7 jam menekuk kaki :(. Iya, kereta Matarmaja sudah dikenal sebagai kereta jarak jauh yang murah tapi bikin pegel karena sempit dan 90 derajat banget kursinya.